Sindo Daily - Seorang ustad di Cirebon, Jawa Barat mendatangi rumah
pemenangan Ahok-Djarot di rumah Borobudur dijalan Borobudur nomor 18 Menteng,
Jakarta Pusat, Rabu ( 8/3/17).
Kedatangan ustad yang diketahui bernama Syatori itu untuk
menyampaikan kesediaannya untuk menjadi saksi bagi calon gubernur DKI Jakarta
dengan no urut pemilihan dua, Basuki Thajaja Purnama atau Ahok di dalam kasus
dugaan penodaan agama.
Awalnya ustad tersebut telah mendatangi Rumah Lembang (
Rumah pemenangan Ahok-Djarot ), namun karena dirinya tidak bertemu dengan Ahok,
dirinya diminta untuk datang ke Rumah pemenangan yaitu Rumah Borobudur. setelah
dirinya menunggu berjam jam, namun ia belum juga dapat bertemu dengan Ahok dan
Djarot.
"Saya datang kesini itu untuk menyampaikan, kalau saya
sangat bersedia untuk menjadi saksi yang akan membantu meringankan Pak Ahok.
saya juga ingin menyampaikan dari pengalaman dan disiplin ilmu islam yang telah
saya dapatkan bahwa sebenarnya Ahok itu tidak bersalah, saya ini sperguruan
dengan Habib Lutfi dari Pekalongan", kata Syatori di rumah pemenangan
Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu ( 8/3/17).
Menurut dirinya, pernyataan Ahok didalam pidato di Kepulauan
Seribu terkait dengan Surat Al Maidah 51 ada benar dan ada salahnya. salah
menurut kategori umum karena telah mengucapkan kalimat "Jangan mau
dibohongi pakai" akan tetapi bukan berarti ucapan dari Ahok lantas
langsung dicap sebagai tindakan menista atau menodai agama Islam.
"Karena tindakan yang termasuk menodai, menista atau
menodai agama menurut Al-Quran adalah ketika Ahok menghardik anak ayatim piatu atau fakir
miskin. karena apa yang menodai, menista, mendustai, membohongi dan mencederai
agama adalah orang yang telah menghardik anak yatim dan fakir miskin. itu kata
Al-Quran. pokoknya saya sangat tidak sependapat dengan apa yang dikatakan
MUI", ucapnya.
Tindakan untuk menghakimi Ahok lebih dari atas dasar Suku,
Agama Ras dan antar Golongan ( Sara ) dan telah menyebabkan kesan bahwa Islam
adalah agama menakutkan. padahal Islam adalah agama yang mengajarkan
kesantunan, kedamaian dan saling memaafkan. seharusnya umat islam itu memaafkan
Ahok dan mendoakan.
"Coba kita dengar kisah Umar bin Khattab yang menjadi
salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. dahulu dia membakar Al-Quran dan ingin
membunuh nabi. justru Nabi merangkul dan mendoakannya. akhirnya Umar Bin Khatab
menjadi sahabat terbaik Nabi. begitu juga dengan Raden Said yang ada di pulau
Jawa. dahulu adalah perampok, penyamun dan penginjak injak Al-Quran. akan
tetapi oleh Sunan Gunung Jati didoakan dan dirangkul, kemudian dirinya menjadi
Sunan Kalijaga", ceritanya.
Ustad tersebut mengaku biasa mengajar di Yayasan
Ady-Syahadatain Citemu ini menegaskan bahwa dirinya tidak akan takut dibenci
oleh semua orang karena akan menjadi saksi Ahok asalkan tidak dibenci oleh
Allah SWT.
"Jadi menurut saya dan Al-Quran, Ahok itu tidak
bersalah. Kalau mengenai pemimpin di dalam Surat Al-maidah itu kan aulia,
setahap presiden, kalau Ahok kan hanya sekadar seorang CEO atau Administrator,
ya sangat boleh saja umat muslim untuk memilihnya. cuma untuk ngurusi banjir
dan macaet masa kudu harus Muslin. kalau orangnya muslim, akan tetapi korupsi
itu buat apa", kata pria yang telah berumur 69 tahun tersebut dan mengaku
masih merupakan keturunan dari Sunan Gunung Jati.(Sindo Daily)