Sindo Daily - Pemerintah diminta untuk serius mengusut tuntas pihak-pihak
yang telah mendukung kelompok Saracen. Kelompok tersebut merupakan sindikat
teroganisir didalam menyebar konten negatif yang menyinggung suku, agam, ras
dan antargolongan serta ujaran kebencian.
"Ini bukan hanya menjadi tugas polisi. Harus kerja
antaranya semuanya. Kominfo, BIN, Kepolisian, Badan Siber Nasional yang akan
segera dibentuk," kata Anggota Komisi I DPR RI, Dave Akbarshah Fikarno di
Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis ( 24/8/17 ).
Menurut dirinya, Saracen tidak bekerja sendirian melainkan
bekerja bersama dengan pihak-pihak yang mendukungnya. Pihak tersebut bisa dari
berbagai macam tingkatan.
"Jangan berhenti pada pemain lapangannya saja. Saracen
ini tidak mungkin bekerja sendiri. Mereka ada yang lakukan order, ada yang
membiayai, ada yang suplai isu-isu dan materinya," katanya.
Dari informasi yang diterima Komisi I, salah satunya dari
Badan Intelijen Negara ( BIN ) ada beberapa kelompok lainnya yang serupa
Saracen yang masih beredar. Kelompok tersebut sampai saat ini masih diburu
pihak BIN.
Dave menegaskan, keberadaan kelompok-kelompok tersebut
sangat berbahaya karena bertujuan untuk mengacukan keamanan dan stabilitas
negara.
Isu-isu yang bernada kebencian serta hoaks terus dibumbui
dan diputar-putar, sehingga orang awan akan mendapatkan informasi yang salah
kemudian menjadi "Sok Tahu".
"Jadi harus cepat ditindak. jangan sampai isu tersebut
beredar terus," ujar Dave.
Kelompok Sarace telah eksis sejak November 2015. Mereka
telah menggunakan sarana media sosial untuk menyebarkan ujaran kebencian
berkonten SARA.
Hingga saat ini diketahui jumlah akun yang telah bergabung
di Group Saracen telah lebih dari 800.000 akun.
Saracen mengunggah konten berupa ujaran kebencian dan berbau
SARA berdasarkan pesanan. Tujuan mereka menyebarkan konten tersebut hanya
semata dengan alasan ekonomi.
Bareskrim polri sampai saat ini masih menelusuri orang-orang
yang terlibat didalam kelompok Saracen.
"Masih tersus berusaha mendalami. Hanya karangan JAS
atau adanya faktor lain," ujar Kepala Sub Bagian Operasi Satuan Tugas
Patroli Siber pada Direktorat Tindak Pidana Sibet Bareskrim Polri, AKBP Susatyo
Purnomo. ( Sindo Daily )