Sindo Daily - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) Antasari
Azhar mengakui bahwa sekitar Maret 2009 dirinya pernah didatangi oleh CEO MNC
Group Hary Tanoesoedibjo ( HT ).
Pada saat itu, kata Antasari, Hary mengaku merupakan orang
yang di utus oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang yudhoyono yang saat
itu menjabat sebagai presiden ke enam RI untuk menemuinya.
Hary datang untuk meminta agar Antasari tidak menahan mantan
Deputi Gubernur Bank Indonesia ( BI ) Aulia Tantowi yang merupakan besan dari
SBY.
"Beliau di utus oleh pihak Cikeas sat itu, Siapa Cikeas
?SBY, dia datang dan meminta supaya saya jangan menahan Aulia Pohan", ujar
Antasari.
Aulia saat itu telah ditetapkan menjadi tersangka didalam
kasus korupsi di bank Indonesia. mendengar permintaan tersebut. Antasari
menolak permintaan dari Cikeas.
Menurutnya, sudah menjadi prosedur yang ada di KPK untuk
segera menahan seseorang yang talh dijadikan menjadi tersangka. namun Hary
terus memohon kepadanya.
"Waduh Pak, saya moghon. saya bisa ditendang dari
Cikeas karena bagaimanapun nanti masa depan bapak bagaimana", kata
Antasari menirukan ucapan dari HT saat itu.
Antasari bersikeras menolak. saat itu dirinya menyatakan
telah siap menerima resiko apapun atas sikapnya tersebut.
Dua bulan kemudian, Antasari ditangkap oleh pihak
kepolisian. dirinya dituduh telah membunuh Direktur Putra Rajawali Banjaran,
Nasrudin Zulkarnaen.
Hingga putusan peninjauan kembali. Antasari telah di vonis
bersalah dan dihukum selama 18 tahun penjara. kini dirinya telah dinyatakan
bebas murni setelah mendapat grasi dari presiden Jokowi.
Antasari menduga bahwa kasusnya tersebut tidaklah terlepas
dari kedatangan HT yang merupakan utusan dari SBY kerumahnya pada malam itu.
Dirinya juga meminta SBY agar jujur mengenai adanya
kriminalisasi dirinya yang harus membuatnya harus mendekam di penjara selama
delapan tahun.
"Untuk apa anda menyuruh HT datang kerumah saya malam
malam? apakah bisa dikatakan bahwa SBY telah melakukan intervensi perkara? ini
bukti, untuk tidak menahan Aulia Pohan", kata Antasari.
Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari SBY maupun
HT terkait dengan pernyataan dari Antasari.(Sindo Daily)