» » Marzuki : sangat aneh, rakyat malu punya wakil seperti itu

Marzuki : sangat aneh, rakyat malu punya wakil seperti itu

Penulis By on Jumat, 26 Mei 2017 | No comments

Marzuki-sangat-aneh-rakyat-malu-punya-wakil-seperti-itu

Sindo Daily - Marzuki Alie, mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ) RI mengkritik usulan untuk penambahan jumlah pimpinan DPR, MPR dan DPD.

Usulan tersebut untuk penambahan jumlah Pimpinan DPR menjadi 7 kursi, pimpinan MPR menjadi 11 kursi serta DPD menjadi 5 kursi. Menurut Marzuki, penambahan jumlah pimpinan parlemen itu merupakan gagasan yang sangat aneh.

"Itu sanga aneh saja, sudah ini ribut melulu, malu kita ini sebagai rakyat punya wakil rakyat seperti itu," kata Marzuki, Kamis ( 25/5/17 ).

Dirinya juga mempertanyakan alasan dibalik usulan penambahan tersebut. Menurutnya, jumlah pimpinan parlemen lebih baik dikurangi daripada dilakukan penambahan.

Dirinya kemudian memberikan contoh untuk pimpinan DPR, dirinya menilai dengan tiga orang pemimpin saja sebenarnya sudah cukup.

Selain itu, pimpinan DPR juga hanya bertugas hanya untuk mengoordinasikan para anggota DPR dan tidak melakukan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan tersebut tetap dilakukan melalui forum sidang paripurna.

Dirinya juga menilai dengan adanya penambahan pimpinan DPR justru dianggap malah semakin dapat membebani anggaran negara.

"Apa sih itu fungsi pimpinan? pimpinan hanya mengoordinasikan kok, tidak perlu banyak banyak. Kalau bisa di sedikitkan. Kalau perlu itu pimpinan DPR tiga orang saja sudah cukup," ucap politisi dari partai Demokrat itu.

Begitu pula untuk pimpinan MPR, dirinya melihat,fungsi MPR saat ini bahkan cenderung tidak terlihat sama sekali. Pimpinan MPR lebih banyak hadir di acara seremonial kenegaraan hingga rapat tahunan saja.

Adapun untuk penambahan pimpinan DPD menjadi lima orang, dirinya juga menilai tidak memiliki alasan logika. Jika penambahan hanyaalasan keterwakilan, kata Marzuki, maka sudah seharusnya pimpinan DPD berjumlah 34 orang sesuai dengan jumlah provinsi yang ada di Indonesia.

"Kalau kita bicara solidaritas, semua provinsi harus terwakili jadi pimpinan. Jadi, sangat tidak masuk akal dan tidak logis cara berpikirnya," ujar Mazuki.

Dirinya juga mengatakan pimpinan di parlemen sama sekali tidak memiliki fungsi. Koordinasi lebih mengedepankan peran fraksi sedangkan untuk pengambilan keputusan secara spesifik hanya dilakukan oleh komisi komisi yang ada di DPR. Di dalam setiap komisi, tidak ada satu pun partai yang tidak terwakili.
"Semua partai politik ada di komisi, Cukup itu sudah terwakili," ucapnya.

Dirinya kemudian menyarankan dari pada memikirkan soal kursi pimpinan, lebih baik parlemen dapat lebih fokus untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat sehingga betul betul sampai ke pemerintah. Disamping itu, DPR juga perlu untuk mengawasi produk produk legistratifnya apakah sudah di implementasikan dengan baik atau belum.

Dirinya mengatakan jika ribut mengenai kursi pimpinan maka dianggap akan dapat membuat citra parlemen semakin merosot.

"Sudah susahlah kalau hendak diangkat kalau begini. Sama sekali tidak mikir. Pengawasan apa yang dilakukan untuk undang undang yang sudah diketok?," tanya Marzuki.

"Undang undang yang telah saya ketok dimasa saya ada dilaksanakan tidak? Diawasi oleh DPR tidak? Tidak sama sekali. Jadi untuk apa diketok palu?'" ucap Marzuki.

Seperti diketahui sebelumnya Wakil Ketua Badan Legistratif Firman Soebagyo menyatakan ada ususlan baru untuk pembahasan revisi undang undang nomor 17 tahun 2014 tentang MPR, DPR dan DPD. Usulan tersebut yaitu adanya penambahan jumlah pimpinan DPR menjadi 7 kursi, MPR menjadi 11 kursi serta pimpinan DPD menjadi 5 kursi.

Politisi Golkar itu juga mengatakan bahwa usulan penambahan jumlah kursi muncul belakangan dan menjadi titik terang di tengah perdebatan keras untuk pembahasan revisi UU MD3.


"Itu yang terakhir kali, tapi kami tidak tahu apakah nanti ada dinamikan baru. Dan belum tahu 6 kursi MPR itu untuk siapa, 2 kursi DPR dan DPD buat siapa. Kami tidak ingin menunjuk fraksi fraksinya, tapi kami akan membuat regulasinya saja. Masalahnya itu kan ada mekanismenya," kata Firman saat berada di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin ( 22/5/17 ).( Sindo Daily ).
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya

 
Belajar Judi Berita Artis Terkini Kabar Terkini TVN24 Online Sbobet Euro Mydetikcom Semangat NKRI Sindo Daily News Kompasindo News Analisa Berita Analisa Terkini Jendela Berita Online Lensa Berita Terkini Post Ibukota Harian Radar Post sabung ayam pw Agen sbobet penipu poker texas boya situs resmi sbobet sbobet link sbobet asia mobile sbobet casino login maxbet login situs judi online situs poker terpercaya Sbobet Online Login Wap Sbobet Mobile Daftar Sbobet Mobile Indobet