Sindo Daily -Ketua komisi A DPRD DKI Jakarta Riano P Ahmad mempertanyakan
sikap dari pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono yang dinilai berniat
mengganti desain kereta moda raya terpadu atau MRT.
Menurutnya, jika tidak berhubungan dengan masalah
keselamatan penumpang, apalagi hanya menyangkut persoalan selera estetika saja.
desain MRT sebaiknya dan tidak perlu dilakukan pergantian.
"Sebeanrnya tidak mungkin pelaksana tugas menyampaikan
sesuatu tanpa adanya catatan dahulu. akan tetapi, atas dasar apa dia hingga
ingin sekali mengubah desain itu?", tanya Riano saat dilakukan konfirmasi.
"Jadi kalau hanya bentuk, dan hanya berbentuk seperti
jankrik tidur gitu. itu bukan lah alasan yang kuat untuk mengganti nya. itu
tidak lah relevan kecuali alasannya itu adalah membahayakan keselamatan bagi
yang menggunakanya", tegas Riano P Ahmad.
Pada Senin lalu, pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta
Sumarsono, mengaku tidak merasa sreg dengan desain kereta rel listrik ( Rolling
Stock ) MRT itu. dia juga menyebutkan desain kereta buatan perusahaan Bonafide
asal Jepang, Sumitomo Corporation itu sangat mirip jangkrik yang lagi sedang
tidur.
"Itu muka kereta MRT kayak Jankrik, kita ingin yang
lebih bagus dengan desain yang aerodinamis", kata Sumarsono dibalai kota
saat itu.
Dia mengaku bukan hanya dirinya saja yang saat ini tidak
sreg dengan tampilan kereta MRT tersebut."Teman teman juga banyak kok yang
berkomentar,kok bentuknya kurang bagus ya", ujar Sumarsono.
Karena hal itu, didalam waktu singkat ini.pihaknya dan PT
Mass Rapid transit ( MRT ) akan segera memanggil dua produsen kereta yakni
Nippon Sharyo dan Sumitomo untuk membahas perihal itu.
Niatan Sumarsono itu mendapat dukungan dari Sekretaris
Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarif. Dia menyatakan sudah menjadi Pelaksana Tugas
Gubernur, akan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.
"Pelaksana tugas akan salah justru ketika tidak
menyampaikan aspirasi publik. di sisi lain, Sumarsono harus bisa menerima
apabila pembuat desain tidak bisa mengakomodasi kemauannya itu", ujarnya.
Saat di minta konfirmasi ditempat yang berbeda. Direktur
Utama PT MRT William P Sabandar menjelaskan perubahan desain bisa saja dilakukan
selama tidak melanggar ketentuan serta kontrak yang telah diteken pihaknya pada
maret 2015 lalu dengan Konsosrsium Kontraktor.
Dia menjelaskan jika perusbakan desain menimbulkan resiko
penambahan waktu serta harga menjadi lebih mahal. perubahan itu tidak akan
mungkin dilakukan.
"Itu namanya perubahan Signifikan, akan bisa
menimbulkan resiko. kalau hanya perubahan minor, seperti perubahan pada warna
atau pemindahan pada logo. itu hanya butuh waktu sekitar 1-2 hari",
terangnya.
Namun apabila perubahan desainnya dilakukan bersifat
signifikan, hal itu akan memakan waktu setidaknya empat bulan."pembuatnya
harus benar benar melakukan semua perubahan struktur, membutuhkan Modelling dan
pasti adanya hitung hitungan dengan mempertimbangkan keamanan serta Aksesibilitas",kata
William.
Dia juga mengingatkan waktu yang dimiliki PT MRT dan
Pemprov DKI Jakarta sangat lah sempit untuk melakukan perubahan tersebut.
Hal itu karena kereta MRT yang dibuat berdasarkan pesanan
itu akan mulai dikerjakan pada 1 Februari ini.
"Ada dua hal yang tidak bisa kami toleransi. yaitu
aspek teknis dan aspek operasi. segala kemungkinan terbuka hingga 31 Januari.
tapi hanya untuk perubahan minor saja", ujarnya.( Sindo Daily)